News

Kepsek MI Islamiyah Sukasari Klarifikasi Dugaan Pungli: Kepsek: Itu Fitnah dan Tidak Berdasar

REAKSI.CO.ID—Menanggapi pemberitaan yang menyebut adanya dugaan pungutan liar (pungli) di Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah (MII) Sukasari, Desa Sukadadi, Kepala Sekolah Dewi Ramadhanningsih akhirnya angkat bicara.

Ia dengan tegas membantah seluruh tuduhan yang dilontarkan oleh seorang wali murid bernama Mahmudin yang mencuat dalam pemberitaan tertanggal 4 Juli 2025.

“Kami merasa perlu memberikan klarifikasi karena tuduhan tersebut sangat mencoreng nama baik sekolah dan pribadi saya sebagai kepala madrasah. Tuduhan itu tidak memiliki dasar dan merupakan fitnah belaka,” tegas Dewi Ramadhanningsih dalam pernyataan resminya, Rabu, 23 Juli 2025.

Dewi merinci bahwa sejumlah poin yang dituduhkan oleh Mahmudin tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

Pertama, soal pungutan Rp100.000 yang disebut-sebut sebagai pungli oleh sekolah, ia menjelaskan bahwa dana tersebut adalah sumbangan sukarela untuk pembangunan musholla, bukan pungutan wajib dari pihak sekolah.

“Yang benar adalah sumbangan sebesar Rp100.000 untuk pembangunan musholla. Dana itu merupakan hasil musyawarah Komite Sekolah bersama seluruh wali murid pada 11 Desember 2021. Sekolah tidak ikut campur, semua dikelola oleh pihak komite,” jelasnya.

Terkait tuduhan uang perpisahan sebesar Rp100.000, Dewi juga membantah keras.

“Itu tidak benar. Yang disepakati dalam rapat bersama hanyalah sebesar Rp20.000, dan itu khusus untuk siswa kelas 6. Uang tersebut digunakan untuk membeli kalung alumni dan konsumsi saat acara perpisahan,” ujarnya.

Ia juga membantah tuduhan adanya pungutan Rp120.000 untuk pembelian buku rapor dan LKS. Menurutnya, jumlah tersebut jauh dari fakta yang sebenarnya.

“Yang benar adalah Rp45.000, bukan Rp120.000. Dan dana ini juga sudah dikomunikasikan secara terbuka kepada para orang tua siswa,” tambah Dewi.

Isu lain yang mencuat adalah tudingan bahwa tidak ada pembangunan musholla di sekolah, padahal dana sudah dikumpulkan. Dewi menegaskan bahwa pembangunan musholla benar-benar telah dimulai sejak tahun 2022.

“Setahun setelah dana sumbangan terkumpul, pembangunan musholla langsung kami mulai. Jadi tidak benar kalau dibilang tidak ada bangunan musholla,” ungkapnya.

Atas seluruh tuduhan itu, pihak sekolah mengaku sangat dirugikan dan merasa perlu memberikan klarifikasi secara terbuka. Dewi menegaskan bahwa pihaknya tetap berkomitmen menjalankan tata kelola pendidikan secara transparan dan akuntabel.

“Demikian klarifikasi ini kami sampaikan secara jujur dan sebenar-benarnya. Kami berharap masyarakat tidak langsung percaya dengan tuduhan sepihak yang tidak memiliki bukti kuat. Tuduhan seperti ini sangat merugikan nama baik sekolah dan kami yang bekerja dengan niat tulus membangun pendidikan,” pungkasnya.(*)

Exit mobile version