REAKSI.CO.ID—Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kalianda, Lampung Selatan, kembali diguncang isu serius.
Seorang narapidana bernama Toni Kurniawan diduga masih mengendalikan peredaran narkoba dari balik jeruji besi.
Parahnya, Toni juga disebut sangat leluasa menggunakan handphone di dalam sel tanpa pengawasan yang jelas.
Situasi ini pun memunculkan pertanyaan besar: apakah ada keterlibatan oknum di dalam Lapas?
Informasi mencengangkan ini mengemuka setelah muncul pemberitaan soal penipuan yang melibatkan mantan narapidana Lapas Kalianda bernama Mareo.
Dari hasil penelusuran, nama Toni kembali mencuat ke permukaan. Dugaan aktivitas terlarang yang ia lakukan di dalam penjara disampaikan langsung oleh sumber terpercaya kepada media ini.
“Toni sekamar dengan Mareo kemarin. Di sana bebas menggunakan handphone (HP) 24 jam, dan juga Toni menggunakan narkoba serta melakukan peredaran,” ungkap sumber tersebut, Selasa (15/7/2025).
Menurut sumber yang mengetahui langsung kondisi di dalam Lapas, Mareo disebut sebagai pemasok barang, sementara Tony menjadi pengendali distribusi narkoba di dalam penjara.
“Sesuai yang aku tahu, Mario memberikan bahan ke Toni. Toni yang memasukkan barang itu ke dalam, tapi tidak tahu disimpannya di mana. Intinya, Toni yang menyetor uang ke Mario. Uang itu disetor ke Mario, hasil dari barang narkoba tersebut,” bebernya.
Tak tanggung-tanggung, sumber itu menyebut Tony sebagai bandar aktif yang dengan bebas menjalankan aktivitasnya dari balik jeruji.
“Kemarin uang itu habis disetor dari Toni ke Mareo, Dia (Toni red) setor Rp700 juta,” tambahnya.
Lebih mengejutkan lagi, kebebasan napi dalam mengakses narkoba dan handphone disebut terjadi nyaris tanpa batas waktu.
“Mereka bisa pegang barang selama 24 jam. Paling kalau steril sebentar saja. Tapi nanti masuk lagi karena mereka bayar, Itu hanya formalitas saja,” jelasnya.
“Kalau ada razia, baru semua dikasih tahu. Barang-barang dikumpulkan, dibuat steril sementara, lanjutnya.
Menanggapi informasi tersebut, Kepala Lapas Kalianda memberikan respons singkat melalui pesan yang diterima redaksi.
“Ok, terima kasih infonya, Saya akan tindak lanjuti,” ujar Kalapas saat di konfirmasi.
Namun pernyataan lanjutannya justru menimbulkan tanda tanya besar. Kalapas terkesan mengelak dengan menyebut bahwa peristiwa tersebut terjadi sebelum dirinya menjabat di Lapas.
“Yang jelas tidak ada pembiaran terkait info di atas ya. Perlu waktu untuk memperdalam masalahnya karena ini terjadi sebelum saya menjabat di Lapas,” ujarnya.