Dalam berbagai kesempatan, saya selalu menyampaikan jargon “Dang lupo BAHAGIA geh !”. Kebahagiaan memang tidaklah melulu bercerita tentang jabatan, kekayaan atau aktivitas hingga makanan mewah. Hal-hal yang sangat sederhana pun bisa menjadi suatu kebahagiaan tersendiri. Seperti halnya makan pecel atau soto sambil nongkrong dengan satpam atau mahasiswa. KIta kasih pantun dulu ya gaes !
Pergi ke Kantin di belakang perpus
Makan soto bersama Mantan
Soto cekernya berasa maknyus Membuat Nongkrong menjadi nyaman.
Bagi sebagian watga kampus, ada pepatah, “Kampusku adalah rumahku”, karena begitu banyaknya waktu dihabiskan di tempat ini. Kantin di kampus memang menjadi salah satu tempat ideal untuk ngobrol atau nongkrong. Kantin juga oleh sebagian warga kampus digunakan sebagai tempat untuk melepas ngantuk sambil menunggu kuliah selanjutnya.
Di sekitaran Kampus Unila, ada beberapa tempat yang menjadi preferensi tempat nongkrong, mulai dari warung makan hingga cafe-cafe. Tempat nongkrong ini biasanya dikenal, khususnya mahasiswa, selain karena memiliki rasa yang pas dilidah alias maknyus, tetapi juga karena harganya yang ramah dikantong. Beberapa tempat yang direkomendasi dan dikangenin oleh alumni atau senior-senior Unila diantaranya bakso mas Yon, Kantin FKIP, Kantin Uye, FEB lounge dan cafe-cafe di sekitar kampus.
Buat warga Unila, sepertinya belum bisa dikatakan mahasiswa atau alumni Universitas Lampung, kalo belum pernah mencicipi pecal dan soto Ayam di kantin Uye, yang ada dibelakang Perpustakaan. Kantin ini memang harganya sangat worth it buat kantong mahasiswa. Jadi, kalo ente lagi paceklik di akhir bulan alias belum dapat kiriman uang dari ortu, cobain deh datang ke kantin Uye. Disini kamu bisa nyobain aneka menu mulai dari Pecel, Soto ayam ceker, hingga mie ayam. dan bakso. Untuk saya sendiri, menu favorit saya adalah pecel ditambah kuah soto. Untuk level pedasnya, (mulai dari level preman sampe level juragan) kita bisa atur dengan menambahkan sambal yang sudah disediakan. Harga makanan seperti pecal, mie ayam dan soto dibanderol dengan harga Rp. 12.000,- saja. KIta juga tentu bisa memesan berbagai minuman minuman mulai dari es teh, Kopi panas, Cappucino yang dibanderol seharga Rp. 5,000.-. Tidak heran uye ini salah satu spot favorit tongkrongan mahasiswa unila, terutama anak-anak FT. Satu lagi gaes, kalo kita pesan makanan disini, kita dapat topiing kerupuk sepiring GRATIS he he he.
Berdasarkan pengalaman saya, semua makanan disini rasanya cukup mantap. Sehingga jangan sampai kesiangan ya, karena pecelnya cepat banget habis. Hati ini, saya datang ke kanting pukul 12:30 fan mendapati sambutan “Maaf pecalnya habis bang”.
Menurut cerita Kiki (40), pemilik kantin, tempatnya ini memang menjadi tempat tongkrongan favorit mahasiswa, khususnya mahasiswa-mahasiswa yang lagi pusing. “Biasanya yang lagi pusing mau bimbingan dan ketemu dosen killer, biasanya dengan nongkrong dan makan disini selalu ada solusi”, ujar Kiki.
Kiki juga bercerita banyak pejabat pusat dan daerah yang pernah makan disini. Pada saat pelaksanaan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-34 yang lalu, misalnya, Gus Baha sempat mampir dan mencicipi pecal dikantinnya. “Saat itu orang-orang berdatangan dari berbagai kalangan, mulai dari peserta sidang, anggota TNI dan Polri, hingga Paspampres pernah makan atau membeli kopi disini,” ujarnya.
“Pak Sugeng, rektor senior, saat menjadi rektor juga suka membeli pecal atau mie ayam disini”, tambah Kiki. Ia juga menyebutkan beberapa pejabat yang pernah makan atau pesan bungkus disana seperti bu Rektor, Kepala Biro , Dosen-dosne , hingga mantan Kapolda.
Keberadaan kantin Uye ini dimulai pada tahun 1981, pada jaman Prof Margonomenjadi Rektor. Pertama kali, pemilik kanti Bapak Sugiman (ayah Kiki) berdagang di FKIP. Menu makanan yang ditawarkan tetap sama dari dulu hingga sekarang.
Pada tahun 1994, kantin Uye pindah ke perpustakaan. Agar terlihat lebih rapi, tahun 1994, rektor Prof. Muhajir Utomo
Memberikan tempat Di bawah Pohon Rindang (DPR) belakang perpustakaan, yang ditempati hingga sekaramg. Ayo geh kesini gaes !
Mengakhiri tulisan ini, izinkan saya kembali memberikan sebuah pantun jenaka:
Srikaya tumbuh di dekat bambu
Rasanya manis semanis madu
Kalau sedang kita merindu
Dekaplah ia bilang “I Love You”
Mohon maaf andaiata salah kata dan salam hanggum jak kiai Admi. Dang lupo BAHaGIA geh !
Penulis: Dr. Eng. Admi Syarif PhD