REAKSI.CO.ID–Salah satu arah kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia saat ini adalah mewujudkan ekonomi biru untuk mewujudkan keberlanjutan lingkungan, kesejahteraan masyarakat dan ketahanan pangan nasional.
Pengembangan perikanan budidaya yang ramah lingkungan dengan memepertimbangkan kearifan lokal dan komoditas unggulan ekspor menjadi salah satu program prioritas yang menjadi pendorong implementasi ekonomi biru di Indonesia. Keseimbangan antara ekologi dan ekonomi menjadi prinsip utama dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan termasuk perikanan budisaya.
Ditjen Perikanan Budidaya KKP bersinergi dengan Komisi DPR RI mendorong peningkatan stok ikan lokal bernilai ekonomis tinggi melalui kegiatan restoking ikan di 3 embung yang ada di UIN, Unila, dan embung Natar.
Cari Investor, Butuh Rp100 Miliar Ubah Terminal Rajabasa jadi Terminal Terpadu
Sebanyak 750 ribu ekor ikan yang terdiri dari berbagai jenis ikan, seperti 300 ribu ekor ikan jelawat, 300 ribu ekor ikan nilem dan 150 ribu ekor ikan baung. Ikan Jelawat, Nilem dan Baung merupakan ikan lokal yg memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan patut untuk dilestarikan keberadaannya.
Ketua komisi 4 DPR RI Sudin SE, Rektor UIN Lampung, Direktur Pakan dan Obat Ikan Ir Ujang Komarudin MSc mewakili Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, serta beberapa stakholder terkait, mahasiswa dan masyarakat turut menghadiri penyebaran benih ini di depan Kantor Rektorat Kampus UIN Kota Bandar Lampung,Kamis (9/2/23).
Dalam sambutannya, Sudin juga menyampaikan kegiatan restoking ikan lokal dan penanaman pohon di lingkungan kampus dan perairan umum ini diharapkan bisa menjadi triger dalam upaya memastikan keberlanjutan stok ikan lokal yang sudah mulai punah di Perairan Lampung.”ujar nya.
Menurutnya, ini adalah salah satu bentuk tanggung jawab kita semua untuk memastikan keberlanjutan ikan ikan lokal yang memiliki nilai ekonomis tinggi sehingga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga imbuhnya. Kegiatan ini menjadi bentuk nyata adanya sinergisitas antara komisi 4 DPR RI, KKP, Akademisi, dan masyarakat.
767.168 Warga Telah Lakukan Wajib Rekam, Pemkot Balam Targetkan 25 Persen Warga Miliki KTP Digital
“Apresiasi yang setinggi tingginya disampaikan Sudin pada KKP yang telah mendukung penyediaan benih benih ikan lokal ini melalui BPBAT Sungai Gelam Jambi salah satu unit pelaksana teknis Ditjen Perikanan Budidaya.”sambungnya.
Ia juga menyampaikan harapan, ikan yang direstoking ini akan dapat memberikan manfaat terhadap ekosistem dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pungkasnya.
Ujang Komarudin, Direktur Pakan dan Obat Ikan mewakili Ditjen Perikanan Budidaya menyampaikan “bahwa produksi benih ikan lokal di UPT DJPB menjadi salah satu program prioritas untuk mendukung implementasi ekonomi biru.
“Kegiatan restoking ikan lokal ini diharapkan dapat meningkatkan meningkatkan ketersediaan stok ikan di alam dan kesejahteraan masyarakat” katanya.
KKP melalui BPBAT Jambi memberikan bantuan 750 ribu ekor ikan meliputi ikan jelawat, ikan nilem dan ikan baung untuk mendukung pelaksanaan kegiatan ini.
Andy Artha Donny, Kepala BPBAT Jambi menyampaikan komitmennya untuk mendukung arah kebijakan KKP dalam mengimplementasikan ekonomi biru salah satunya melalui peningkatan produksi benih ikan lokal antara lain gabus, baung, nilem, jelawat, tambahkan dan kaviat. Pengembangan teknologi budidaya ikan lokal juga sudah dilakukan dan disosialisasikan sehingga diharapkan dapat diadopsi dan direplikasi oleh masyarakat dan stakeholder lain.
“Kami siap mengawal dan memberikan pendampingan teknis untuk mendukung pengembangan budidaya ikan lokal yang ramah lingkungan di Indonesia.”katanya.
Menurutnya, Ikan jelawat memiliki nilai ekonomis mencapai 60 – 90 ribu per kg, sedangkan ikan baung mencapai 60-70 ribu per kg di pasaran.
“Ini menunjukan bahwa budidaya ikan lokal memiliki prospektif sebagai usaha masyarakat” pungkasnya.(zld)