REAKSI.CO.ID–Pembangunan dua proyek Jembatan Box Culvert milik Dinas Bina Marga Bina Kontruksi (BMBK) Provinsi Lampung, masing-masing @Rp651.985.000, di Desa Way Harong, Kecamatan Way Lima dan Desa Gunung Sugih, Kecamatan Kedondong, Kabupanten Pesawaran, terkesan dipaksakan.
Pasalnya, kondisi jembatan buatan Belanda yang masih kokoh itu dan harus dibongkar dan dibangun jembatan baru, dengan kualitas yang belum tentu sekokoh jembatan lama, Kamis, (20/10/22).
“Kami heran, jembatan itu adalah buatan Belanda dan masih sangat kokoh. Jembatan yang kondisinya masih sangat bagus dan kokoh peninggalan penjajahan Belanda itu dihancurkan dan akan di Bangun kembali dengan jembatan yang baru,” kata Mara, warga Way Harong, kepada awak media.
Terdakwa Penipuan dan Penggelapan Nur Salim Divonis Kurungan Penjara 4 Tahun
Mara mengatakan dari pengumuman tertulis proyek pembangunan jembatan itu di kerjakan oleh CV. Raden Fatah, bersumber dari dana APBD dengan nilai Pagu Rp651.985.000,00 tahun 2022.
“Ada dua titik Jembatan yang di hancurkan dan keduanya masih dalam keadaan yang sangat kokoh dua jembatan yang akan di bangun dengan pagu yang sama tapi beda pelaksananya,” kata Mara. diadmpingi Fahmi, Iwan, dan Ari.
Menurutnya, hal itu sangat disayangkan karena itu merupakan bagian dari bukti sejarah yang harusnya dapat ditinggalkan untuk anak cucu.
“Iya bang, sayang banget jembatan peninggalan sejarah yang masih utuh terus itu dibongkar, gak dijadiin cagar budaya. Trus dibuat jembatan baru. Anggaran segitu, trus kualitasnya kami tidak yakin. Lihat contoh jembatan-jembatan yang ada saja,” kata Fahmi.
Menurut Fahmi, proyek-proyek dua jembatan itu sekarang masih dalam pengerjaan. “Pengerjaanya karna apa Anggaran yang ada apa bisa membuat dan mencukupi pembangunan jembatan yang kokoh atau lebih dari yang sebelumnya. Kita harus awasi terus dari ukuran besi dan hal yang lainnya itu harus sesuai betul dengan spek yang ada bila tidak ini akan sangat meragukan kekuatan Hasil pembangunannya,” ujar Fahmi.
Jalan Rusak Parah, Warga Tiyuh Gunung Katun Malay Harapkan Perhatian Pj Bupati Tubaba
“Menurut saya karna jembatan ini masih kuat mestinya di tambah aja kiri kanannya untuk pelebaran bukan dengan anggaran senilai itu untuk membuat yang baru. Ini sangat saya sayangkan. Apalagi dalam hal ini pengalihan jalan sementara untuk masup ke pelosok pelosok desa mengakibatkan pengguna jalan kesulitan karna jalan lingkungan itu kecil jadi sulit untuk pengendara melaluinya,” kata Iwan.
Bahkan kemarin, ada mobil membawa pisang patah as depan dampak dari pengalihan jalan itu. Itu pastinya sangat menggangu pengguna jalan yang lain.
“Saya juga sangat meragukan kekuatan Hasil pembangunannya nanti mas. Karna mobil yang melintasi jalan ini tentunya berbeda tonase muatanya. Sebagai masyarakat saya akan ikut serta mengawal proyek jembatan BOX Culvert Dinas Bina Marga Provinsi Lampung di dua tempat Desa Wayharong dan Gunung Sugih ini,” katanya.
Hal yang sama diakui para pekerja yang membongkar jembatan itu. “Dilokasi proyek ini tidak ada konsultan pengawas atau pemborong nya. Saya juga heran. Bangunan ini masih sangat bagus mas keras semua semenya masih sangat bagus. Kami biasa bekerja membangun jembatan seperti ini tapi jembatan ini memang masih dalam kondisi yang sangat baik,” kata salah satu pekerja.
Dia juga meragukan, jika jembatan yang baru nanti akan sekuat jembatan yang mereka bongkar. “Saya rasa jembatan yang baru nanti pun belum tentu akan menjadi jembatan yang seperti ini. Apalagi anggaran cuma segitu. Jembatan ini masih bagus hanya kurang lebar,” katanya.
Sepertinya, PU Bina Marga Provinsi Lampung tidak mengutamakan pembangunan yang Urgen padahal masih banyak jalan yang hancur dan bahkan ada jalan yang provinsi yang sudah rusak separuh jalan sudah jebol.
“Contoh jalan yang ada di kecamatan Waykhilau itu tidak pernah di perbaiki sudah bertahun tahun lamanya. Ini malah membangun jembatan yang masih bagus hal ini tentunya harus dipertanyakan Ke pihak Dinas,” katanya. (Mhdn)