REAKSI.CO.ID — Pemerintah Provinsi Lampung menggelar High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk kesiapsiagaan menghadapi Hari Raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Kegiatan dibuka Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela di Ballroom Hotel Grand Mercure, Rabu (3/12/2025).
Pertemuan ini dihadiri jajaran Forkopimda Lampung, bupati dan wali kota atau yang mewakili, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Lampung Bimo Epyanto, Kepala OJK Lampung Otto Fitriandy, pimpinan perangkat daerah, instansi vertikal, BUMN/BUMD, Satgas Pangan, serta seluruh TPID kabupaten/kota.
Dalam sambutannya, Wagub menegaskan pentingnya sinergi antarinstansi untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan menjelang hari besar keagamaan nasional. Menurutnya, periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) selalu menghadirkan lonjakan permintaan dan dinamika pasar yang harus diantisipasi dengan baik.
Sepanjang 2025, Pemprov Lampung telah menjalankan berbagai langkah pengendalian inflasi, mulai dari operasi pasar murah, penguatan program SPHP, Gerakan Pangan Murah, hingga penyaluran cadangan pangan pemerintah daerah. Serapan gabah melalui Bulog juga terus ditingkatkan untuk menjaga stok.
Selain itu, pemerintah memperluas kerja sama antar daerah guna memperlancar pasokan dan memperbaiki distribusi. Peningkatan kualitas jalan serta pengetatan pengawasan barang kebutuhan pokok juga dilakukan secara berkala.
Upaya tersebut dinilai berhasil. Data November 2025 menunjukkan inflasi Lampung sebesar 1,14 persen, jauh di bawah inflasi nasional yang mencapai 2,72 persen. “Ini bukti bahwa kerja kita sepanjang tahun membawa hasil yang baik,” ucap Wagub.
Meski demikian, Wagub mengingatkan agar tidak lengah. Ia menyebut inflasi sebagai “api kecil” yang bisa membesar bila tidak dijaga. Karena itu, TPID diminta tetap berpegang pada strategi 4K: keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.
Menjelang Nataru, Wagub meminta peningkatan operasi pasar murah dan SPHP agar benar-benar dirasakan masyarakat. “Jangan sampai pasar murah hanya murah di spanduk, tapi tidak terasa di kantong warga,” ujarnya. (*)
