Lampung Tengah —(Reaksi.co.id) Kejadian bencana runtuhnya atap dan kubah masjid Jami Al Falah di Buyut Udik yang lalu berujung memakan korban hingga meninggal dunia. Tragedi Paska Runtuhnya atap dan kubah masjid Jami Al Falah Buyut Udik Gunung Sugih Lampung Tengah, warga masyarakat setempat sedang bergotong royong untuk melakukan pembersihan puing- puing reruntuhan atap baja ringan yang berserakan.
Ketika aktifitas gotong royong sedang berlangsung terjadilah tragedi salah satu warga tiba tiba terjatuh dari atas puing menginjak asbes dan seketika itu suasana gotong royong berubah menjadi terhenti menolong korban yang diketahui bernama Yoga Adi Jaya (28 th).
Kronologi kejadian ketika pasca bencana runtuhnya kubah dan atap bangunan masjid tersebut yang dibangun pada tahun 2017, dimana angggaran pembangunan bersumber dari pemerintah daerah Lampung Tengah diduga syarat dengan pengerjaan asal- asalan dan ada potensi terjadinya korupsi seperti yang disampaikan oleh ferri Arif ketua PWRI Lampung Tengah.
“Anggaran pembangunan masjid Al Falah itu diketahui melalui tender Dinas Perumahan Kawasan pemukiman pertanahan dan cipta karya(PUPR) dengan jumlah nilai pagu sebesar Rp.750.000.000.(rupiah) yang di kerjakan oleh pemenang tender CV DEAVID MANDIRI. dengan alamat jalan Cempaka gunung sugih Kabupaten Lampung Tengah kualitasnya diragukan tidak sesuai bestek. Fakta nyatanya bangunan tersebut atap dan kubah bisa ambrol . Hal ini harus di usut lebih detail agar masjid segera ada bantuan pembenahan oleh pemerintah Dinas Perumahan Kawasan pemukiman pertanahan dan cipta karya(PUPR)” , Ungkap Ferry Arif
Dari tragedi pasca runtuhnya bangunan masjid Jami Al Falah buyut Udik yang berujung memakan korban meninggal dunia, anak keluarga dari Pasangan Zainul Zaid dan Zainab. Korban memiliki 4 bersaudara membuat shock keluarganya ketika sudah berupaya membawa ke rumah sakit harapan bunda seputih jaya Lampung Tengah untuk dirawat di UGD. Korban berujung tidak tertolong dan menghembuskan nafas terakhirnya sabtu 06 April 2024. Sontak hal ini menjadi pusat perhatian warga setempat yang tidak mengira kejadian gotong royong tersebut memakan korban hingga meninggal dunia.
“Pemerintah daerah harus dapat mengevaluasi kejadian runtuhnya bangunan masjid Jami Al Fatah Buyut Udik. Kami menduga anggaran tersebut banyak yang dikorupsi sehingga Bangunan tidak berkualitas Kokoh dan Kuat. Ini harus ditinjau kembali dan dapat diusut tuntas dan dilakukan evaluasi”, Pungkas Ferri Arif ketua PWRI Lampung Tengah. ***