BANDAR LAMPUNG—(Reaksi.co.id)Universitas Lampung (Unila) menyatakan keberatan terhadap pemberitaan yang tidak benar, sebagai berikut:
Berita yang disiarkan media online reaksi.co.id pada tanggal 14 Maret 2024, “Diduga
Persekongkolan Proyek Sebesar 200 Miliar, Foto Rektor Unila Prof, Lusmeilia Dengan PT
NK Beredar Luas” (Diduga Persekongkolan Proyek Sebesar 200 Miliar, Foto
Rektor Unila Prof Lusmeilia Dengan PT NK Beredar Luas | Reaksi)
Kami menyampaikan klarifikasi hak jawab sebagai berikut:
Berita yang menyebutkan bahwa Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof. Lusmeilia
Afriani melakukan pertemuan dengan rekanan pemenang tender proyek RSPTN sebelum
lelang dilakukan berdasarkan foto adalah tidak benar, tidak faktual tapi penafsiran, dan fitnah
yang merugikan nama baik Rektor Unila. Foto yang beredar adalah dokumentasi tentang
sebuah pertemuan, sama sekali tidak membahas hal-hal berkenaan dengan pembangunan
RSPTN Unila, melainkan pertemuan sekedar makan malam biasa setahun yang lalu
Pemberitaan yang menggunakan istilah “persekongkolan” telah dilakukan antara Rektor
bersama pihak yang memenangkan projek pembangunan RSPTN Unila adalah fitnah yang
menyakitkan.
Oleh karena itu, kami minta redaksi media online tersebut di atas, selain
memuat hak jawab Unila ini, juga menyampaikan permohonan maaf kepada Rektor Unila
Prof. Lusmeilia Afriani. Perlu ditegaskan di sini, bahwa Unila dalam menentukan pihak yang
mengerjakan projek RSPTN Unila, dilaksanakan melalui lelang terbuka secara elektronik
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Guna memberikan gambaran yang utuh mengenai Pembangunan RSPTN Universitas
Lampung, dipaparkan sebagai berikut. Unila akan menjadi universitas pertama di Pulau
Sumatera yang memiliki rumah sakit pendidikan (teaching hospital) yang terintegrasi
dengan pusat riset. Melalui proyek Higher Education for Technology and Innovation (HETI)
yang didanai dari loan Asean Development Bank (ADB) rumah sakit ditargetkan akan
launching pada tahun 2026.
Proyek HETI Unila adalah proyek jangka panjang pembangunan Rumah Sakit Perguruan
Tinggi Negeri (RSPTN) dan Integrated Research Center (IRC) yang meliputi tiga aspek,
yaitu pembangunan (construction), consulting service, dan capacity development. Proyek
HETI Unila launching pertama kali pada 11 Februari 2022 dan berakhir tahun 2026.
Capacity Development dilakukan untuk meningkatkan kinerja sivitas akademika Unila
khususnya dosen Fakultas Kedokteran sedangkan civil works fokus pembangunan gedung
RSPTN dan IRC.
Project Implementation Unit (PIU) Manager HETI Unila Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E.,
M.Si., mengatakan, capacity development dilakukan melalui lewat riset, inovasi dan
kolaborasi, fellowship, training, keikutsertaan dalam konferensi dan penyelenggaraan
konferensi internasional. Kegiatan yang telah berjalan sejak 2023 ini, juga dilakukan untuk
meningkatkan sumber daya manusia (SDM) baik tenaga medis maupun non-medis yang
nanti akan mengelola RSPTN Unila.
Sementara pembangunan RSPTN dan IRC ditargetkan akan selesai tahun 2026 dengan
peralatan dan sumber daya manusia (SDM) yang juga sudah siap. Kehadiran RSPTN dan
IRC diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas SDM masyarakat Lampung berbasis
kesehatan tapi juga tempat praktik fakultas mahasiswa program Profesi Dokter Unila.
Prof. Satria menyampaikan perkembangan pembangunan RSPTN dan IRC Unila sudah
dimulai tahun 2024 ini. Setelah melakukan penyesuaian terhadap peraturan Kementerian
Kesehatan yang baru, tahun ini pembangunan gedung dilakukan.
“Hari ini sudah dimulai pembersihan area termasuk juga pemagaran dan sebagainya sehingga
siap untuk dibangun,” kata Prof. Satria kepada tim website Unila, Jumat 15 Maret 2024 di
gedung HETI.
Karena pembangunan rumah sakit sudah berjalan, ia juga menekankan pada persiapan
persiapan peralatan dan SDM. Ia dan tim akan mempersiapkan perekrutan dan pelatihan
sehingga SDM yang dibutuhkan di RSPTN sudah siap saat launching nanti.
RSPTN Unila akan dibangun dengan konsep ramah lingkungan, berbasis IT, efisiensi energi,
tahan gempa, dan responsif terhadap gender dan disabilitas dengan slogan “Rumah Sehat.”
Keunggulan RSPTN Unila adalah terintegrasi dengan pusat riset sehingga jika ada kasuskasus
penyakit maka dapat langsung di teliti di IRC. RSPTN Unila nantinya akan menjadi
pusat layanan unggulan (Center of Excellent) tropical infectious, endocrine and metabolic,
geriatrics, dan medical rehabilitation.
Sementara pada IRC akan menjadi pusat layanan unggulan tropical medicine, biomolekuler
genetic, and degenerative disease, toxicologic pathology, clinical trial and diagnostics trial
laboratory, dan food laboratory.
Untuk mendukung center of excellent tersebut, sumber daya manusia RSPTN Unila akan
dipersiapkan dengan matang. Prof. Satria menyebutkan Unila akan merekrut IT specialist dan
Hospital Management Specialist yang kemudian akan diberikan pelatihan.
“Artinya kita betul-betul siap sehingga ahli-ahlinya harus kita rekrut yang memang disupport
oleh ADB,” katanya.
Tahun 2026 atau akhir tahun 2025, target Unila memiliki rumah sakit tipe C berkapasitas 100
tempat tidur terpenuhi.
Kemudian secara bertahap RSPTN Unila segera berubah status
menjadi rumah sakit tipe B.
Sekretaris PIU HETI Unila, Dr. Intanri Kurniati, Sp. P.K. menyatakan bahwa RSPTN Unila
diharapkan menjadi rumah sakit yang memiliki SDM mumpuni untuk sebagai sebuah rumah
sakit tipe pendidikan bukan hanya rumah sakit tipe C swasta pada umumnya.
Proyek HETI Unila yang dilakukan Tim PIU RSPTN Unila dilakukan mengikuti peraturan
yang telah ditentukan.
Tim PIU RSPTN Unila mendapatkan pengawasan dan evaluasi dari
tim ADB, PMU melalui Kemendikbud dan Kementerian Keuangan serta Bappenas per triwulan.
Perkembangan pembangunan juga terus dilaporkan kepada Pimpinan Unila.
Dengan adanya loan ADB yang mendukung pembangunan RSPTN Unila, ia berharap cita cita
Unila memiliki RSP yang telah digagasnya sejak 2008 lalu dapat terwujud.
Hadirnya RSPTN dan IRC Unila dapat menjadi bukti kontribusi Unila untuk masyarakat
Lampung karena memberikan solusi di bidang kesehatan. Selain itu juga mendukung Unila
menjadi World Class University yang didukung dengan riset, publikasi internasional, fakultas
kedokteran yang mendunia. Dengan demikian nama Unila makin dikenal di kancah
Internasional.
Kami meminta seluruh media online tersebut di atas dapat mengklarifikasi dan mengoreksi
berita yang telah disampaikan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan keresahan di
masyarakat. Demikian, agar menjadi perhatian.
a.n. Rektor