Kurang Perhatian Pemerintah, Sepadan Sungai Way Belu di Bandar Kejadian Kabupaten Tanggamus Erosi dan Ancam Banjir

Kurang Perhatian Pemerintah, Sepadan Sungai Way Belu di Bandar Kejadian Kabupaten Tanggamus Erosi dan Ancam Banjir

GridArt 20231202 222406939 Kurang Perhatian Pemerintah, Sepadan Sungai Way Belu di Bandar Kejadian Kabupaten Tanggamus Erosi dan Ancam Banjir
Kurang Perhatian Pemerintah, Sepadan Sungai Way Belu di Bandar Kejadian Kabupaten Tanggamus Erosi dan Ancam Banjir (foto reaksi.co.id)

REAKSI.CO.ID——Akibat kurangnya perhatian Pemerintah, warga di Pekon Bandar Kejadian Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus mengeluhkan ancaman banjir yang dapat terjadi setiap saatnya.

Pasalnya, sungai Way Belu terus mengalami pendangkalan dan erosi hingga makin menggerus tanggul mendekati pemukiman warga, selain potensi ancaman banjir, warga juga khawatir banjir juga mengancam areal sawah yang dapat mengakibatkan gagal panen.

Saat ini, intensitas curah hujan yang tinggi khususnya di wilayah Kotaagung Barat dan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus membuat warga setempat ketakutan sebab potensi bencana kapan saja bisa terjadi.

Hal itu diungkapkan Eliana warga Bandar Kejadian, Kecamatan Wonosobo, selain itu dikatakannya potensi bahaya dapat terjadi kapan saja jika situasi ini tidak segera diatasi, lantaran sungai yang semakin mendekati pemukiman kini telah mencapai titik kritis.

“Sungai Way Belu ini kan meluap terus kalau hujan, kemudian disinikan ada tanggul, tanggul cuman apa namanya kerokos, bukan di beronjong jadi pertahananya engak kuat, setiap banjir itu longsor,” kata Elyana, Jumat 1 Desember 2023.

Elyana menyebutkan setiap banjir terjadi longsor dimana awalnya akses jalan menuju ke sawah oleh masyarakat tak dapat dilalui oleh kendaraan roda 2 lagi dan setiap hujan selalu membuat longsor sepadan sungai tersebut sehingga lama-kelamaan semakin tipis tanggulnya.

“Yang lebih parah ya tadi malam sekarang mungkin kurang lebih satu meter lagi sisa tanggul tersebut itu tidak bisa di lewati lagi, enggak bisa di lewati kendaraan lah kalau jalan kaki bisa tapi untuk roda dua kendaraan bermotor itu sudah tidak bisa di lewati lagi,” bebernya.

Kesempatan itu, Elyana berharap penanganan cepat sebab sangat membahayakan, selain terdampak dengan dengan masarakat sekitar dipastikan akan banjir mengenai rumah warga termasuk pesawahan yang akan segera panen, dihawatirkan dampak petani gagal panen jika tanggulnya sampai jebol.

“Misalnya terjadi hujan yang terus sampe sore, terus sampai malam dan banjir lagi terjadj longsor dan benar-benar jebol, kami ini tiap malam enggak bisa tidur nyenyak, khawatir jika tanggulnya jebol karna ini posisinya tepat di depan rumah saya dan tanggulnya sangat tipis,” tutupnya.

Beberapa rumah warga berada dalam jarak yang sangat dekat dengan tepi sungai. Beberapa warga bahkan sudah mulai merasakan dampak erosi tersebut. Jarak antara tanggul dan halaman rumah warga yang terdekat hanya lima meter saja, sedangkan tanggul hanya menyisakan satu meter lebar atas tanggul.

Kekhawatiran semakin meningkat, sebab di lokasi tersebut tempat anak anak usia dini bermain setiap harinya, sehingga apabila banjir tiba-tiba datang, ancaman mengerikan yang mungkin terjadi.

Bukan pemukiman warga saja yang jadi korban apabila tanggul Way Belu longsor dan jebol tergerus banjir, pengidupan warga disana juga terancam sebab tak jauh dari lokasi ada hektaran persawahan yang menghampar siap panen.

Untuk itu, warga di sekitar area tersebut berharap agar pemerintah Kabupaten Tanggamus dapat segera mengambil tindakan preventif dan proaktif. Mereka menginginkan perhatian serius dalam membangun sistem tanggul atau perlindungan sungai yang mampu mengurangi risiko erosi dan melindungi pemukiman mereka.

Diharapkan langkah-langkah cepat dan proaktif dari pemerintah dapat memberikan rasa aman kepada warga yang terancam dampak sungai yang semakin mendekat, serta mencegah potensi kerugian lebih lanjut akibat erosi yang terus berlanjut.

Sementara itu, Hipni Azwan menjelaskan bahwa permasalahan tanggul itu seharusnya cepat ditangani atau ditanggapi oleh pemerintah Kabupaten Tanggamus, sebab permasalah itu ini akan berdampak baik harta benda, ribuan hektar sawah hingga nyawa manusian.

“Dampak bukan hany di pekon bandar kejadian namun untuk wilayah sekitar wonosobo dan kota agung barat karna yang memiliki sawah dari sekian ribuan hektar itu adalah warga dari pekon bandar kejadian, warga dari kota agung barat, dan mungkin juga ada dari kota agung pusat,” bebernya.

Ia menambahkan, bahwa selama ini telah dilakukan peninjauan, namun sayang untuk penanganan belum terlaksana.

“Ditinjau sudah, namun pelaksanaan belum ada,” tandasnya. (TOMI)